REFLEKSI AKHIR TAHUN 2015: "JADIKANLAH INDONESIA SEBAGAI TAMAN NYA WISATA DUNIA"
Jakarta 31 Desember 2015, Indonesia sebagai negara besar nampaknya masih belum bisa menemukan Jatidirinya seperti apa yang telah dimiliki oleh beberapa negara besar lainnnya di dunia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Di dalam pertarungan di berbagai produk Indonesia selalu kalah bersaing dengan beberapa negara tetangganya yang justru sebagai negara kecil, jika mengambil contoh di bidang pariwisata Indonesia kalah dengan Singapore, di bidang buah2an kalah dengan Thailand, di bidang kelapa sawit kalah dengan Malaysia. Apa yang salah dengan Indonesia???.... padahal secara kuantitas Indonesia memiliki semuanya, apa yang ada di dunia pasti ada di Indonesia tetapi apa yang ada di Indonesia belum tentu ada di dunia, begitulah Jargon yang di miliki Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu di bangunlah beberapa Mall yang Megah di Indonesia terutama, di Jakarta dengan tujuan agar Masyarakat Indonesia tidak lagi berbelanja di Singapura. Hingga saat ini Indonesia terutama, Jakarta mendapatkan Predikat Sebagai pemilik mall terbanyak di dunia. Namun kenapa masyarakat Indonesia masih tetap lebih suka berbelanja di Singapura walaupun mereka sendiri tahu sebagian produknya di buat di Indonesia.
Di bidang pariwisata Indonesia memiliki segalanya di bandingkan Singapura, namun lagi2 Indonesia harus kalah bersaing dengan negara tetangga tersebut. Apa yang salah tentang Indonesia????...
Produk Pariwisatanya, kulinernya, budayanya, masyarakatnya, buah2annya semuanya berada di 3 besar dunia tetapi, kenapa
tidak bisa mendatangkan manfaat yang merata buat penghuninya sendiri???..
- Singapura sebagai negara kecil mampu menjadi pusat perhatian dunia karena berhasil membangun posisinya sebagai "Pusat Belanja Dunia"
- Prancis berhasil menarik perhatian dunia karena berhasil membangun posisinya sebagai "Pusat Fashion Dunia"
- Korea Selatan berhasil menarik perhatian dunia karena berhasil membangun posisinya sebagai "Pusat Elektronik Dunia"
- Amerika dengan "Movingnya"
- Jepang dengan "Mobilnya"
- China dengan "Produk Inovatifnya"
- Italia dengan "Sepatunya"
Ironisnya Indonesia mencoba menirunya tetapi, tetap saja tidak berhasil merebut perhatian dunia karena memang, Fatwah: "Tidak ada kecap yang No. 2" memang menjadi pembenaran dunia???.
PEPERANGAN yang sesungguhnya bukanlah di pertarungan PRODUK!!! tetapi bagaimana kita merebut salah satu kapling di pikiran masyarakat. Itulah POSITIONING!!!!
Salam hormat,
WTP Foundation
(DANIEL ILI)
Email: wtp.foundation@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar